Gulai Ikan Aceh Traditional (Kuah Eungkot Paya)

Gulai Ikan Aceh Traditional (Kuah Eungkot Paya)

Gulai Ikan Aceh, Kuah Eungkot Paya Gulai eungkot paya merupakan warisan kuliner masyarakat Aceh. Hingga sekarang, masakan ini masih mudah dijumpai. Rasanya yang gurih membuat eungkot paya banyak digemai warga Aceh. Kini, gulai tersebut menjadi trending topic perburuan kuliner khas Aceh. Menu satu ini, mempunyai cita rasa yang khas bila dimasak dengan resep Aceh. Diolah menggunakan bumbu rempah-rempah asli turunan indatu, ditambah lagi percampuran santan yang tak pekat tapi memberikan kesegaran bagi penikmatnya. Caranya sangat mudah. Mula-mula, untuk menghilangkan licin di kulit ikan, sebelum dipotong terlebih dahulu ikannya diremas-remas menggunakan daun pisang. Sedangkan untuk menghilangkan bau amis, biasanya dipakai air perasan jeruk nipis maupun perasan jeruk purut. Bumbu-bumbu lain yang dipakai adalah kunyit, asam sunti, cabai merah, cabai kecil, jahe, dan bawang putih. Khusus untuk kuliner ini, bawang merah tidak ikut dihaluskan, cukup dirajang saja. Setelah ikan dilumuri garam dan jeruk nipis, selanjutnya dicampur dengan bumbu yang sudah dihaluskan dan rajangan bawang merah. Lalu tambahkan air secukupnya. Agar menguatkan cita rasa gulai, tambahkan daun salam, daun teumurui, dan serai yang sudah diasapi di atas api. Nah... untuk menambahkan kesan ‘Aceh’ dalam prosesi memasak, sebaiknya gulai dimasak dalam kuali tanah. Usai itu, tinggal menunggu hingga gule engkot paya matang dan siap disajikan. Rasanya, hmm... sungguh nikmat. Percampuran rebung kala, boh jantong pisang, dan oen temurui membuat gulee eungkot paya ini jauh lebih nikmat dan kian terasa rempahnya. Didominasi oleh rasa asam layaknya Tom Yam, tapi bersantan rempah layaknya masakan India, kekayaan rasa kuliner Aceh satu ini, patut diperhitungkan. Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Gulai Eungkot Paya, Masakan Fenomenal Warisan Indatu, https://aceh.tribunnews.com/2014/03/2.... Eungkot Paya Nikmatnya di Tanah Rencong Bagi kita yang pernah berkunjung ke kota ini pasti pernah mencicipi lezatnya mie Aceh. Apalagi mie kepitingnya yang hmmm…super lezat! Juga pasti pernah mencoba nikmatnya Ayam Tangkap, roti canai, ikan kayu, gulai Aceh, rujak Aceh dan penggemar kopi tidak bakal melewatkan nikmatnya kopi Aceh di Ulee Kareng. Nah, ini kali ke empat saya bertandang ke kota yang juga dijuluki Tanah Rencong pun juga dikenal sebagai Serambi Mekah. Sudah tentu seperti kunjungan sebelumnya, rugi rasanya bila melewatkan perburuan kuliner tuk memuaskan selera lidah. Apalagi yang harus saya coba untuk kunjungan kali ini? Beruntung, salah seorang teman member informasi ada makanan yang nikmat yaitu Ungkot Paya. Wah, penasaran juga untuk segera mencicipinya! Untuk makanan satu ini saya disarankan mencari kedai yang letaknya cukup jauh dari pusat kota Banda Aceh. Tepatnya di desa Lam Lhom – Lhok Nga ke arah pantai Lampuuk. Rasa penasaran membawa saya segera meluncur ke sana, apalagi juga diingatkan untuk tidak terlambat karena bisa kehabisan. Wah, senikmat dan seramai apa sih tempat ini? Tempatnya sederhana, sesederhana Hj. Zubaidah sang pemiliknya. Ya, kedai yang menjual Ungkot Paya (ikan air tawar) ini sudah buka sejak 30 tahun lalu. Hj. Zubaidah yang dibantu Zulkarnain, anaknya ini menyiapkan sendiri menu istimewa. Tiap hari buka jam 11 dan rata-rata Ungkot Paya habis jam 2 siang. Padahal dalam sehari bisa menghabiskan lebih dari 12 kilogram ikan. Ikan yang dipakai adalah ikan gabus. Benar saja, makanan masih proses dimasak sudah banyak pelanggan yang menunggu. Setelah beberapa saat menunggu akhirnya makananpun terhidang di meja. Sepiring Ungkot Paya, berupa potongan ikan gabus yang dimasak dalam kuah santan mirip gulai. Rasa rempah yang kuat menambah nikmat makanan ini yang di dalamnya juga terdapat jantung pisang, batang dan bunga kecombrang, cabai hijau dan daun temurui. Daging ikan yang gurih benar-benar pas berpadu kuah santan dan wanginya bunga kecombrang membuat suapan demi suapan tak berhenti hingga semua yang di piring ludes. Ikan gabus yang ukuran kecil disajikan dengan cara digoreng garing sebagai lauk pendamping. Dan siang itu, segelas es buah pepaya serut dicampur cincau dan sirup menjadi penutup yang menyegarkan. Hmmm…yummy! (Cover & teks: Ristiyono) Sumber: https://kelanamakan.com/2016/06/30/ue... Soundtrack: Rafly Kande - Tarek Pukat https://www.youtube.com/watch?v=zpq1N...