Mengungkap Kerkhoff
Mengungkap Kerkhoff
Menurut catatan, komplek pemakaman tentara Belanda ini memuat sekitar 2.200 mayat tentara Belanda dari berpangkat jenderal hingga serdadu.
Selain tentara Belanda terdapat juga makam orang Cina dan tentara Marsose. Terdapat pula makam putera Sultan Iskandar Muda yang dihukum rajam, keberadaan makam ini jauh sebelum tentara-tentara Belanda dan lainnya dikebumikan. Menurut buku Pekuburan Peutjoet, tentara Belanda yang pertama kali dikuburkan adalah Letnan Weijrman.
Yang menarik di komplek kuburan ini bersemayam warga Belanda keturunan Yahudi, Meier dan Deborah Bulchover. Keluarga Bulchover adalah tuan tanah di Gampong Peutjoet, padang ilalang yang selanjutnya dijadikan tempat bagi perawatan kuda-kuda VOC saat itu. Singkatnya Peutjoet menjadi nama komplek Kerkhoff-laan (dalam bahasa Belanda artinya kuburan) dan kampungnya oleh warga Banda Aceh disebut Blower, diambil dari nama tuan tanah tersebut.
Keluarga Bulchover menetap di Banda Aceh pada 1930-1940-an. (lihat Tjoetje, Pekuburan Peutjoet, hal. 2; JII Booklet hal. 13). Di samping makam keluarga Bulchover itu terdapat juga beberapa kuburan orang Yahudi lainnya. Menurut peneliti jejak Yahudi di Aceh, Teuku Cut Mahmud Aziz ada 24 makam Yahudi di Kerkhoff. Sementara keluarga Yahudi yang menetap di Aceh tercatat ada 30 orang. (Netralitas.com, 21/5/2016).
Selain Bulchover, orang Yahudi yang dikuburkan di sana adalah Mayor Jenderal Johan Herman Rudolf Kohler (1818-1873). Dia adalah seorang tentara VOC yang ditugaskan untuk meredakan perjuangan jihad fi sabilillah rakyat Aceh melawan penjajahan Belanda melalui negara korporatokrasi bernama VOC. Seperti diketahui, perang Aceh termasuk perang terlama (1873-1904), menghabiskan biaya dan tenaga dari penjajah Belanda VOC yang amat sangat besar.
Pada 14 April 1873, Kohler sebagai Panglima Belanda tewas ditembak sniper Aceh. Dalam serangan 18 hari yang sia-sia di dalam kota Banda Aceh itu, Belanda menderita kerugian yang luar biasa besar. Puluhan ribu serdadu Belanda dan tentara sewaan tewas selama pertempuran tersebut. Kohler diketahui anggota Freemasonry. Dan ini tergambar jelas dalam prasasti yang ada pada Kerkhoff-laan di Banda Aceh.
Tidak hanya makam kuburan berdarah Yahudi dan Freemasonry, di sini juga ada makam warga Cina. Menurut catatan Wikipedia, masuknya etnis Tionghoa ke Aceh telah dimulai sejak abad ke-17. Penulis sendiri belum menemukan siapa tokoh tionghoa yang dikuburkan di sana. Begitu pula, penulis belum menemukan data konkret tentang awal kedatangan etnis Tionghoa ke Aceh dan hubungan Cina dengan Aceh. Menurut satu sumber disebutkan bahwa etnis Tionghoa-lah yang memopulerkan warung kopi di Aceh.