Mengenal Bangkaru, Pulau Sejuta Penyu Langka
Mengenal Bangkaru, Pulau Sejuta Penyu Langka
ACEH SINGKIL – Jika anda ingin mencari referensi liburan yang tidak membosankan, berkunjung ke Pulau Bangkaru bisa jadi masuk dalam list perjalanan anda berikutnya. Di pulau ini, pengunjung tidak hanya disuguhkan panorama alamnya yang indah, tapi juga dapat mengenal hewan langka secara dekat.
Pulau Bangkaru terletak di Kecamatan Pulau Banyak Barat, Kabupaten Aceh Singkil, Aceh. Pulau ini termasuk dalam 63 gugusan pulau di Kepulauan Banyak dan berhadapan langsung dengan Samudera Hindia.
Pulau yang masuk dalam area konservasi ini, menjadi Pulau yang sering disinggahi penyu langka, seperti penyu hijau dan belimbing. Jika anda beruntung, saban malam, penyu yang singgah ke pulau ini akan menetaskan telurnya di sepanjang pasir pantai nan lembut.
Pastinya, pengunjung tidak akan kesulitan untuk menemukan penyu di pesisir pantai pulau ini, tentu akan ditemani Ranger dari beberapa lembaga lingkungan yang bertugas mengawasi setiap pergerakan penyu ini.
Apalagi menjelang sore, penyu yang bersembunyi di balik timbunan pasir, akan berlomba untuk berlari dengan malu-malu menuju bibir pantai. Jejak penyu pun menghiasi pasir putih di pulau ini.
Pulau Bangkaru juga memiliki pantai, yang diberi nama Amandangan. Pasir putihnya terbentang sekitar 3 kilometer. Sebagian bibir pantai terdapat bebatuan besar yang meruncing ke atas, membuat pulau ini semakin eksotis.
Bukan hanya itu, Pulau Bangkaru juga memilki spot wisata yang terbilang komplit. Anda bisa menikmati wisata bahari di Pulau ini. Mulai Surfing, snorkeling, diving, bermain pasir, trekking ke area hutan yang ada di pulau ini dan masih perawan.
Deni Meliala, seorang warga Kecamatan Pulau Banyak Barat menceritakan, sekitar tahun 2002 warga sekitar menjadikan telur penyu di pulau ini sebagai komoditas mereka. Bahkan ada yang menjualnya, karena harganya yang menggiurkan. Sebab, populasi penyu saat itu banyak dan setiap saat bertelur.
Namun, kini populasi penyu berkurang, sehingga kawasan ini harus dijaga ketat, agar tidak ada orang sembarangan yang datang lalu membawa penyu dan telurnya.
“Dulu kita sangat hati-hati menginjak pasir pantai karena takut terinjak telur penyu. Karena dulu pulau ini yang aman dijadikan penyu untuk bertelur. Tapi sekarang, jumlahnya pun sudah berkurang,” kata Deni beberapa waktu lalu.
Pulau ini, kata dia sangat jarang dikunjungi wisatawan lantaran jaraknya dengan ibukota kabupaten yang jauh. Ditambah, untuk merapat ke bibir pantai yang sulit, karena ombaknya yang tinggi dan dasar laut yang dangkal. Jika tidak menguasai rute, bisa berakibat fatal.
Selain jadi tempat konservasi penyu, pulau ini memiliki ombak jenis barel yang bisa di jadikan lokasi surfing. Ombaknya, bisa mencapai enam meter di waktu tertentu.
“Biasanya para peselancar yang kesini, mereka hanya menikmati ombaknya saja dan itupun didominasi wisatawan luar,” kata Deni yang juga merupakan pemandu wisata di Kepulauan Banyak.
Untuk masuk ke Pulau ini, pengunjung akan dijemput dengan menggunakan speed boat berbahan fiber. Namun, jika pemandu wisata yang sudah punya keahlian menguasai ombak, akan cukup mudah untuk mendarat di bibir pantai.
Pantauan dilokasi, di pulau ini hanya ada empat rumah didirkan dari kayu, tempat ini bisa digunakan untuk penginapan. Tapi, anda akan kesusahan mencari sinyal handphone di pulau ini. Pulau ini tidak seperti pulau lainnya, tempatnya yang sepi dan jauh dari keramaian.
Untuk menuju ke tempat ini, pengunjung harus menaiki kapal kayu dari Aceh Singkil yang berada di pelabuhan nelayan di Desa Pulo Sarok dengan jarak tempuh sekitar lima jam ke Desa Haloban, Kecamatan Pulau Banyak Barat.
Namun, transportasi ke Kecamatan Pulau Banyak Barat dari Aceh Singkil tak selalu ada setiap hari. Minimal, kapal kayu penyeberangan ke tempat ini hanya ada tiga sampai empat kali dalam seminggu.
Lalu dari Desa Haloban tersebut, untuk menuju ke pulau Bangkaru, anda bisa menyewa speed boat yang khusus mengantarkan wisatawan dari desa itu menuju pulau-pulau.
Harganya bervariasi, tergantung mesin speed boat yang digunakan, penyewaannya mulai dari Rp 1 juta hingga Rp 2,5 juta. Dengan jarak tempuh Desa Haloban ke Pulau Bangkaru sekitar satu jam. Meskipun melelahkan, tapi anda bakal disuguhkan dengan keunikan pemandangan Pulau Bangkaru yang jarang ditemukan di Pulau lain.
Penulis: dani randi