Memek, makan Khas Simeulue yang menggugah selera
Memek, makan Khas Simeulue yang menggugah selera
Setiap daerah di Indonesia memang kaya akan kulinernya, seperti Kabupaten Simeulue di Provinsi Aceh. Penganan tersebut bernama memek yang memang khas Simeulue Aceh. Mungkin Teman Traveler kurang familiar dengan nama tersebut, namun makanan khas itu patut dijajal saat traveling ke sana.
Memek merupakan bubur khas Kabupaten Simeulue di Provinsi Acehyang ternyata sudah ada semenjak zaman kerajaan dahulu kala. Bahkan hingga kini, kuliner satu ini menjadi jamuan wajib kalau ada tamu pemerintahan atau orang penting yang datang ke Simeulue.
Namun tidak perlu khawatir, sajian ini sekarang sudah bisa dinikmati oleh semua kalangan. Nama memek sendiri berasal dari kata mamemek yang berarti mengunyah atau menggigit.
Simeulue sendiri berada di sekitar Samudra Indonesia, berjarak setidaknya 150 kilometer. Sehingga tidak heran apabila makanan khasnya selain memek adalah hasil laut seperti lobster. Bukan hanya dianugerahi beraneka makanan, Simeulue juga punya keindahan wisata alam. Di antaranya Pantai Manurung, Pantai Busung, Danau Laulo, dan Pulau Siumat.
Memek, makanan berbahan baku beras ketan gongseng, pisang, santan yang gula dan garam saat ini menjadi makanan khas di Simeulue dan kerap di hidangkan saat jamuan tamu- tamu pemerintah. selain itu memek yang biasanya hanya di jumpain saat Ramadan kini di hari – hari biasa pun sudah mudah di temui
Butuh waktu satu jam untuk proses pembuatan makanan lezat yang sudah ada sejak jaman raja.
Makanan ini mulai buming sejak di tetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia tahun 2019 pada 13 – 16 Agustus 2019.
Nah rahasia kelezatannya juga terletak pada campuran pisangnya. Beberapa orang di sana menggunakan pisang kepok maupun pisang raja. Pemilihan tersebut sebenarnya sesuai selera saja. Setelah semua bahan dicampur, barulah ditumbuk menggunakan batang pisang atau alat penumbuk lainnya.
Walaupun ditumbuk, namun tetap mempertahankan kerenyahan bahan utama. Setelah itu, barulah memek dimasak selama kurang lebih satu jam. Bubur ini lebih enak dimakan langsung saat masih hangat.
Dihidangkan Saat Perayaan Tertentu.
Bubur memek khas Simeulue Aceh ini menjadi santapan istimewa yang disajikan pada perayaan tertentu saja. Misalnya saat ada pesta dan tamu penting yang bertandang ke rumah atau suatu instansi pemerintah. Sebab ia disimbolkan sebagai bentuk penghormatan kepada orang luar yang datang.
Selain itu, Teman Traveler juga akan sering menemui memek di kala bulan puasa tiba. Ia menjadi santapan wajib saat buka puasa tiba. Bubur ini juga dihidangkan sebagai menu lebaran di Simeulue.
jika teman – teman travel tidak menemukan makanan istimewa itu Saat bertandang ke Simeulue, teman treveler bisa pesan terlebih dahulu di kedai-kedai Simeulue. Harga bubur ini sendiri sekitar Rp10 ribuan per porsi. Harganya cukup terjangkau untuk ukuran makanan istimewa, bukan?
Sebelum nya makan yang sudah ada sejak zaman raja-raja ini pernah di perkenalkan pada Festival Kuliner pada Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke – 7.
“Banyak yang cari memek ini bahkan sudah sampai ke Jakarta. Mereka rata-rata penasaran dengan makanan khas Simeulue ini,” kata Almawati, salah satu pengrajin memek di Simeulue.
Makanan memek sendiri terbuat dari beras ketan gongsen, pisang, santan yang sudah dipanasin, gula dan garam. Proses pembuatannya butuh waktu sekitar satu jam. Setelah masak, memek dapat disantap dingin atau biasa.
Menurutnya, nama memek berasal dari mamemek yang berarti mengunyah-ngunyah atau menggigit. Namun saat ini masyarakat di Simeulue lebih populer menyebutnya sebagai memek.
“Jadi ini namanya memek. Gak boleh diganti karena dari nenek moyang kami namanya itu yakni memek,” jelas Almawati.
Selama ini, memek memang tidak setiap hari bisa dijumpai di pulau yang dikenal dengan penghasil cengkeh dan lobster itu. Soalnya, makanan ini biasanya disajikan bukaan bulan Ramadan. Pada bulan itu, hampir semua warga membuat memek untuk disantap ketika buka puasa.
“Tapi kalau hari-hari biasa kalau dipesan ada juga. Karena ini bahannya santan jadi tidak tahan lama. Kami tidak pakai pengawet sehingga tidak ada efek samping saat dimakan,” ujar Almawati.
Bubur memek khas Simeulue Aceh ini menjadi santapan istimewa yang disajikan pada perayaan tertentu saja. Misalnya saat ada pesta dan tamu penting yang bertandang ke rumah atau suatu instansi pemerintah. Sebab ia disimbolkan sebagai bentuk penghormatan kepada orang luar yang datang.
Jadi siapa yang tertarik traveling ke Simeulue dan icip bubur memek? Atau ada Teman Traveler yang pernah menjajalnya? Bagaimana kesannya?*