Objek Pante Pangah Karya Masyarakat Gandapura

Objek Pante Pangah Karya Masyarakat Gandapura

Objek Pante Pangah Karya Masyarakat Gandapura

BIREUEN- Sore itu suasana sedikit terik dari sinaran matahari. Guratan wajah di dahi pengunjung terlihat hampir rata-rata mengkerut menahan sengatan bias cahaya matahari. Gerakan gontai tersayup hembusan angin sepoi-sepoi laut. Laju tapak kaki sampai pula berpijak di pasir putih Objek wisata Pante Pangah, Gampong Ie Rhop, Kecamatan Gandapura, Bireuen, yang ramai diperbincangkan oleh panorama indahnya. Objek wisata Pante Pangah kian berbenah. Lokasi wisata bahari Pante Pangah memiliki panjang 1 Km lebih dan lebar 200 meter itu menawarkan hamparan laut lepas. Untuk mencapai lokasi. Bila arah dari jalan lintas Medan-Banda Aceh Keude Geurugok, Kecamatan Gandapura, hanya menempuh beberapa Km. Pangah kian berbenah, hal itu tampak dari pengelolaan pantai dengan konsep tatanan alami berbagai macam ragam bentuk ornamen yang dibuat dari ranting bekas di lokasi pantai. Sejumlah ornamen dalam bentuk bermacam ragam yang dipajang sepanjang pantai menjadi daya tarik bagi wisatawan berkunjung. Tidak terlihat ada pondok- pondok tempat duduk pengunjung yang ditutup dengan sekatan. Rata-rata pondok bersantai terbuka lebar di lokasi pantai objek wisata yang dikelola oleh masyarakat setempat itu. Di lokasi pantai telah disediakan bermacam ragam makanan serta minuman. Mulai dari rujak, mie goreng, kelapa muda hingga bermacam kuliner lainnya dengan harga terjangkau. Pante Pangah mulai berbenah sejak pertengahan 2018, dengan modal patungan hasil keputusan musyawarah masyarakat dan aparatur desa saat itu. "Hasil dari keputusan musyawarah bersama, petengahan tahun 2018 kami mulai membersihkan lokasi Pante Pangah," Muhammad Banta, selaku aparatur desa setempat, Sabtu (26/10). Muhammad Banta menyebutkan, semua fasilitas di Pante Panga pada dasarnya dibangun dari dana patungan masyarakat desa setempat secara gotong royong. Mulai itu dari kebersihan pantai, mushala, pondok istirahat, serta makanan dan minuman. "Pante Pangah bisa berbenah diawali hasil gotong royong dan patungan masyarakat jelas," Banta. Potensi objek wisata bibir pantai Pante Pangah dikelola dan dikembangkan aparatur desa Gampong Ie Rhop dan masyarakat setempat sebagai sumber pendongkrak peningkatan ekonomi masyarakat sekitar. "Sesuai hasil keputusan bersama, sebahagian fasilitas bangunan bersumber dari anggaran desa melalui Badan Usaha Milik Gampong (BUMG) program kerja tunai," ujar Muhammad Banta. Dikisahkan, sekitar 1950-an luas Gampong Ie Rhop mencapai 109 hektar lebih. Sekarang tersisa 62 hektar. Menyusutnya luas tanah disebabkan oleh faktor tsunami dan abrasi. Gampong Ie Rhop kata Banta, hannya memiliki 60 kepala keluarga dengan jumlah jiwa kurang lebih 300 orang. "Tertatanya Pante Pangah tidak terlepas dari peran tokoh masyarakat gampong serta pihak lainnya," ucap Muhammad Banta. Novi Yanti, salah seorang pengunjung Pante Pangah asal Krueng Mane, Aceh Utara mengaku dirinya merasa senang dan tenang bila berkunjung ke lokasi objek tersebut. Tambahnya lagi, objek wisata laut Panga sangat cocok untuk keluarga. Selain menyajikan panorama indah alami dan bersih.