Wisata Goa Jepang Lhokseumawe Bukti Sejarah Masa Lampau

Wisata Goa Jepang Lhokseumawe Bukti Sejarah Masa Lampau

Wisata Goa Jepang Lhokseumawe Bukti Sejarah Masa Lampau
Wisata Goa Jepang Lhokseumawe Bukti Sejarah Masa Lampau

LHOKSEUMAWE- Destina wisata Goa Jepang, sepertinya tidak asing lagi di indera pendengar masyarakat Aceh, khususnya wisatawan asal Kota Lhokseumawe dan Aceh Utara. Goa di atas perbukitan Desa Blang Panyang, Kecamatan Muara Satu, Kota Lhokseumawe dengan ketinggian mencapai 200 meter dari permukaan laut itu memang menyajikan kesan klasik dengan nilai sejarah. Goa peninggalan Jepang itu merupakan salah satu dari sekian banyak andalan objek pariwisata incaran pengunjung baik lokal maupun luar derah yang ada di Kota Lhokseumawe. Benteng pertahanan atau dalam bahasa Aceh disebut "Kroek- roek" sudah ada sejak tahun 1942 dan menjadi bukti sejarah kelam bagi masyarakat Aceh pada masa penjajahan Jepang di Indonesia. Lubang menuju goa yang terbagi tujuh lorong itu, tiga diantaranya dulunya dibuat serdadu Jepang sebagai benteng pertahanan untuk memantau pihak musuh yang mengarah langsung ke laut lepas.

Empat lorong lainnya yang terletak di belakang goa, dulunya berfungsi sebagai jalur dadurat bagi tentara penjajahan Jepang melarikan diri. Bila sedang berada di dalam Goa, maka pengunjung bisa mengikuti jalur sepanjang lorong menuju permukaan sekitar laut. "Untuk masuk ke dalam Goa, cukup merogoh kocek Rp 2 ribu saja. Tidak perlu mahal dan kami yakin anda puas," kata Mahdi salah seorang petugas jaga di pintu masuk Goa Jepang, Minggu (27/10). Tidak jauh dari lokasi goa yang telah dipugar Pemko Lhokseumawe beberapa tahun lalu, terdapat sebuah taman yang cocok dijadikan lokasi berfoto ria bersama teman dan keluarga. Taman yang diberi nama "Taman Ngieng Jioh" itu berada di atas tebing bukit dengan suguhan panorama laut serta keindahan mata menatap wajah kota Lhokseumawe dari atas ketinggian bukit.

"Objek wisata Goa Jepang, merupakan salah satu objek dengan jejak nilai sejarah masa lampau. Di atas perbukitan ini terlihat indahannya alam dan laut lepas dari ketinggian perbukitan," kata Wina warga Mns Mesjid kepada AJNN. Wina mengaku kerap berkunjung ke objek wisata tersebut bersama teman-temanya yang lain. Selain panorama dan ke indahan alam laut lepas di sina iauga berekspresi untuk bersua foto bersama teman-teman sekolahnya. Menurutnya objek wisata Islami dilatari nilai sejarah masa lalu itu pantas dijadikan nilai jual oleh Pemko dalam sektor wisata dengan melengkapi segala fasilitas pendukung untuk kenyamanan wisatawan saat berkunjung. "Objek wisata dengan nilai sejarah mungkin jarang kita temukan di kota ini, Goa Jepang salah satunya. Namun dalam hal ini pemerintah harus terus berbenah untuk melestarikannya," pungkasnya.